ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG LOKASI BUDIDAYA KERANG MUTIARA MABÈ (Pteria penguin) DI PERAIRAN PALABUSA KOTA BAU-BAU

  • Hartina Iyen Universitas Muslim Indonesia
  • Muhammad Kasnir Universitas Muslim Indonesia
  • Hamsiah Hamsiah Universitas Muslim Indonesia
Keywords: Site suitability, carrying capacity, Palabusa waters, Mabè

Abstract

Southeast Sulawesi region, especially the Palabusa waters area of Buton Regency, has become a center for cultivation of several economical species, one of which is the mabè pearl (Pteria penguin). This research was conducted with the aim of identifying the suitable area for the development of mabè pearl cultivation and determining the carrying capacity of the area in Palabusa waters in developing mabè pearl cultivation. This research was conducted in September to November 2020. The data collection was carried out in two parts, namely field and laboratory activities. The data obtained then were analyzed descriptively. The results of this study indicate that: (1) Physical, chemical and biological parameters in Palabusa waters indicate the potential site suitability for the development of mabè pearl cultivation  are in the very suitable category (SS) is 128, 3 Ha, quite suitable (S) is 64,5 Ha and not suitable (N) is 47,7 Ha for mabè pearl cultivation; (2) The carrying capacity of Palabusa waters for the development of pearl mabè pearl culture is 847 units. Further research needs to be carried out, especially regarding social and economic aspects as well as other water quality parameters that affect the determination of the suitability of mabè pearl cultivation areas such as environmental pollution, waves and tides.

References

Abdullah, A. 1992. Potensi Sumberdaya Kekerangan di Kabupaten Buton, dalam Masur, H., Rachmansyah, A. Mustafa, dan A.M. Piezan (eds.) Prosiding Temu Karya Ilmiah Potensi Sumberdaya Kekerangan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai, Maros. 53-60.

APHA. 2005. Standard Method for the Examination of Water and Wasteweter 21 th ed. Washington DC. American Public Healt.

Badan Pusat Statistika. 2018. Produk Domestik Regional Bruto, http://www.bps.go.id diakses tanggal 4 Juli 2020.

Chand, A., S. Naidu, T. Simos, P.C. Southgate. 2011. Pearl industry value chain review 2011: Tonga. Australian Centre for International Agriculture Research. Australia. 17 hal.

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan. 2012. Petunjuk Teknis Budidaya Laut: Kerang Mutiara Mabe (Pteria penguin). Jakarta.

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Dinas Kelautan dan Perikanan. 2005. Statistik perikanan tahun 2004 Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu. PPN Pelabuhan Ratu. Sukabumi. 78 hlm.

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta.

Firmansah F., Muskita W. H., Indrayani I., 2019. Effect of culture duration on layer thickness and pearl quality of winged pearl oyster Pteria penguin (Bivalvia: Pteriidae) in Palabusa waters, Buton Strait, Southeast Sulawesi. AACL Bioflux 13(2):451-458.

Gervis, M.H. dan Sims, N.A., 1992. The Biology and Culture of Pearl Oyster (Bivalvia : Pteriidae), International Center for Living Aquatic Resources Management and Review, Manila, Philipines. 56 hal

Hamzah, M.S. 2014a. Hubungan Antara Variasi Musiman dan Kedalaman Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Kerang Mutiara (pinctada maxima) di Teluk Kapontori pulau Buton. Jurnal Ilmu danTeknologi Kelautan Tropis, 6(1): 143-155.

Hamzah, M.S. dan B. Nababan. 2011. Kajian Variasi Musimanan Kondisi Perairan pada Level Kedalaman Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Kerang Mutiara (Pinctada maxima) di Teluk Kodek, Lombok Utara. J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 3(2):25-39.

Hardinata, M. S. 2009. Studi Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Anakan Kerang Mutiara (Pinctada maxima) dengan Menggunakan Keranjang Tento pada Kedalaman yang Berbeda di Teluk Kodek, Lombok Barat. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan ISOI 2008, Bandung :232-239.

Haws M.C., Ellis, S.C., dan Ellis, E.P. 2006. Producing Half-Pear (Mabe), Wester Indian Ocean Marine Science Association, University of Dar s Salaam, University of Hawai, Hilo and Coastal Resourses Center, University of Rhode Island, Honolulu. 16 hal.

Jawadin, Muhammad R., dan La Ode Alirman A. 2020. Karakteristik Hidro-Oseanografi Budidaya Kerang Mutiara Mabe (Pteria Penguin) Di Perairan Palabusa Selat Buton Kota Bau-Bau. Sapa Laut Vol.5(1): 15-23.

Kangkan AL. 2006. Studi Penentuan Lokasi untuk Pengembangan Budidaya Laut Berdasarkan Parameter Fisika, Kimia, dan Biologi Di Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur. [Tesis]. Semarang (ID). Universitas Diponegoro Semarang.

Legovic T, Palerud R, Christensen G, White P, Regpala R. 2008. A Model to Estimate Aquaculture Carrying Capacity in three areas of The Philipinies. J Science Diliman: 20(2):31-40

Mushaffa WO, Hamzah M, Nur, I. 2018. Pertumbuhan Cangkang Kerang Mutiara Pteria penguin yang Diimplantasi yang Dibudidayakan dengan Metode Gantung di Perairan Palabusa Selat Buton. Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan 2 (2): 55-59.

Naik, G. L. dan W. J. Emery, 2015. Descriptive Physical Oceanography: An Introduction (4th Edition). Pergamon press. USA. 249 hal.

Nur I, Mushaffa WO, Hamzah M. 2020. Effect of number of nuclei and nucleus position on shell growth and mabe pearl coating in Pteria penguin cultured in coastal waters of Southeast Sulawesi, Indonesia.

Journal of Shellfish Research 39 (2): 1–7.

Radiarta I Ny, Sei-Ichi Saitoh. 2009. Biophysical Models for Japanese Scallop, Mizuhopecten Yessoensis, Aquaculture Site Selection in Funka Bay, Hokkaido, Japan, Using Remotely Sensed Data and Geographic Information System. J. Aquacult Int 17. 403- 406.

Retob, Marta dan Dangeubun, Jane L. 2008 Kajian Parameter Kimia Kualitas Perairan Selat Antara Pulau UT dan Pulau Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara Sebagai Lokasi Budidaya Kerang Mutiara (Pinctada sp). Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Program Studi Teknologi Budidaya Perikanan. Politeknik Perikanan Negeri Tual.

Rosanawita, 2017. Laporan Penelitian Pengembangan Standar Budidaya Kerang Mutiara: Teknik Insersi. Jakarta

Sansibar S, Yusnaini Y, Idris M. 2020. Ketebalan Lapisan Bagian Puncak dan Dasar Mutiara Kerang Mabe (Pteria penguin). Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan 4 (2): 45-52.

Sinaga, Simon G., Hartoko, A., Wisnu, Restiana. 2015. Analisa Kesesuaian Perairan Pulau Pari sebagai Lahan Budidaya Tiram Mutiara (Pinctada maxima) menggunakan Aplikasi Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis. Journal of Aquaculture Management and Technology Vol. 4, No. 2, Hal. 100-108.

Syafriani, R. Dan Apriadi, T. 2017. Keanekaragaman Fitoplankton di Perairan Sei Terusan Kota Tanjungpinang. Limnotek, 24(2): 74-82.

Teitelbaum, A., P.C. Southgate, A. Beer, P.F. Ngaluafe, M. Finau, 2008. Support for Tongan half- pearl industry. SPC fisheries newsletter, 125: 40-44.

Wardani, E. Y. 2017. Desain Pengelolaan Berkelanjutan Kawasan Pesisir untuk Budidaya Tiram Mutiara Di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tesis Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor: 96 hal.

Winanto, T, 2009. Kajian Perkembangan Larva dan Pertumbuhan Spat Kerang Mutiara Pinctada maxima (Jameson) pada Kondisi Lingkungan Pem eliharaan Berbeda. Tesis. 1-208 hal.

Published
2021-12-02